Resensi Film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”
· Identitas karya ( Film )
Judul : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Sutradara : Sunil Soraya
Pemeran :
1. Herjunot Ali / Zainudin
2. Pevita / Hayati
3. Reza rahardian / Aziz
Tanggal Rilis : 19 Desember 2013
Genre Film : Drama
Produksi : Soraya Intercine Films
Durasi : 2 jam 34 Menit 32 Detik
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini diangkat dari kisah novel populer karya buya hamka yang berjudul sama. Film yang disutradarai oleh sunil soraya ini termasuk film yang sukses di pasaran. Terbukti adanya film ini banyak diputar di berbagai bioskop di indonesia.
A. SINOPSIS
Kisah ini bermula ketika ada seorang pemuda bernama Zainudin yang diperankan oleh Hrjunot ali keturunan Bugis - Makasar. Zainudin merupakan seorang yatim piatu, pada tahun 1930 ia merantau ketanah kelahiran ayahnya yaitu di kota Batipuh untuk mendalami ilmu agama. Saat zainudin sedang melihat keindahan kota batipuh ia bertemu dengan Hayati yang diperankan oleh Pervita pearce yang meupakan kembang desa, tanpa disadari zainudin jatuh cinta pada pandangan pertama.
Tetapi kisah cinta mereka kandas karena berbedaan suku, orang tua hayati sangat mempegang teguh adat istiadat sukunya, bahkan zainudin diusir dari kota batipuh untuk pindah ke padang panjang. Pada saat menjelang perpisahan, mereka mengucapkan ikrar janji setia sehidup semati terutama hayati, ia berjanji tidak akan menikah dengan lelaki lain selain zainudin. Sepergiannya zainudin hayati akan dijodohkan oleh lelaki keturunan padang asli yang lebih berkecukupan dan kuat adat sukunya laki laki itu bernama Aziz yang diperankan oleh reza rahardian. Aziz ingin melamar hayati disisi lain zainudin juga melamar hayati dengan sepucuk surat tetapi lamaran yang diterima adalah lamaran dari aziz. Zainudin sangat kecewa dengan tolakan dari hayati, kekecewaannya membuat zainudin menjadi stres karena hayati lebih memilih menikah dengan lelaki lain.
Ia sakit parah, Zainudin terus mengigau nama Hayati. Dokter meminta agar zainudin di pertemukan dengan pujaan hatinya, Hayati. Setelah dikirim surat, Hayati dan Aziz datang menemui zainudin. Zainudin sangat sedih saat melihat ada cincin kawin yang sudah melingkar di jari Hayati. sahabat zainudin bernama Muluk yang diperankan oleh Randy Nindji menasihati zainudin bahwa ia harus bangkit dan jangan terpuruk hanya karena hal cinta, nasihat muluk berhasil membuat zainudin bangkit dari keterpurukannya. Zainudin memulai semuanya dari merantau ke batavia, disana zainudin menulis karya yang dibuatnya hingga laku dipasaran, karya pertamanya berjudul “TEROESIR” . dan akhirnya zainudin pun menjadi seorang terkenal.
Aziz dan hayati pindah ke Surabaya. Hubungan mereka tidak harmonis. Mereka mendatangi suatu acara yang dimana perkumpulan orang sumatra di surabaya. Ternyata Zainudin juga di undang dalam acara itu. Tanpa di sengaja mereka bertemu disana. Zainudin bersikap biasa saja pada hayati seperti tidak pernah terjadi apa apa. Setelah mengetahui kalau aziz suka bermain judi juga sering mabuk mabukan tak lama aziz bangkrut dan tak punya apa apa. Kemudian aziz memutuskan untuk mencari kerja di banyuwangi.
Sementara itu hayati di titipkan pada zainudin. Selama di rumah zainudin masih bersikap biasa saja pada hayati. Beberapa hari kemudian ada kabar bahwa aziz bunuh diri karena stres dan depresi. Aziz meninggalkan pesan agar hayati menikah dengan zainudin. Disisi lain hayati ingin mengetahui bagaimana perasaan zainudin kepadanya saat ini. Hayati emasuki ruang kerja zainudin dan menemukan sebuah lukisan. Lukisan itu tertulis “Permataku yang hilang “
Ahirnya muluk menceritakan yang sebenarnya pada hayati bahwa zainudin masih mencintai hayati sampai sekarang dan semua roman karya novel zainudin sebenarnya menceritakan tentang hayati. Kemudian hayati bertanya yang sebenarnya dari zainudin ia ingin mendengarnya langsung dari zainudin. Tapii zainudin menyanggah cerita muluk dan mengaku bahwa ia sudah tidak memiliki perasaan lagi pada hayati.
Hayati di beri uang dan disuruh pulang ke sumatra. Zainudin tidak bisa mengantarnya karena ada urusan di malang. Ahirnya hayati pergi kepelabuhan untuk pulang ke sumatra sambil membawa foto zainudin. Di dalam kapal, hayati sangat gelisah dan terus menerus melihat foto zainudin. Pada malam hari saat hayati sedang tidur, kapal Van Der Wijk yang di naikinya tenggelam.
Esokannya zainudin yang mendengar berita itu langsung pergi menuju lamongan. Saat itu ia menemukan hayati dengan keadaan kritis. Disaat itu zainudin mengutarakan perasaan yang sebenarnya pada hayati. Hayati tersenyum dan mengatakan ia juga masih mencintai zainudin. Setelah mengatakan itu hayati menutup mata untuk selamanya. Zainudin semakin sedih dan depresi. Ia merasa kalau hayati meninggal karena kesalahannya.
Zainudin menjadi sering sakit sakitan dan menjadi kurang produktif dalam menulis novel. Tetapi ia juga sedang menyelesaikan karya besar. Enam bulan kemudian zainudin meninggal dan karyanya sudah selesai dan sudah di bukukan. Zainudin di makamkan di samping hayati.
B. Unsur Intrinsik
1..Tema
Tema pada buku ini yaitu percintaan. Yang mengisahkan cinta tak sampai antara Zainuddin dan Hayati.
2. Tokoh
Zainuddin, Hayati, Aziz, Muluk, Mande Jamilah, Akhmad
3. Latar
Di Mengkasar, Padang Panjang, Batipuh, Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Malang.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam roman ini adalah orang ketiga.
5. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
-Selalu sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan.
-Siapa yang berbuat maka dia juga yang akan menerima balasan dari perbuatan itu.
- Jangan gegabah dalam mengambil suatu keputusan.
- Jika kita ingin berusaha dengan sungguh-sungguh pasti akan ada jalan.
- Cinta bisa membutakan segalanya.
6. Perwatakan
Zainuddin : Kekasih Hayati, pemuda yang selalu menderita sejak kecil namun masih tetap sabar menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Zainuddin termasuk orang yang bijaksana, penyabar, dan terkadang kekanak-kanakkan.
Hayati : Wanita tegar dan sangat mencintai Zainuddin sampai akhir hayatnya. Hayati termasuk orang yang sabar, lemah lembut, dan sangat baik hati.
Azis : Suami Hayati, ia seorang yang temperamen dan suka menghambur-hamburkan harta.
Muluk : Sahabat Zainuddin, orang yang setia menemani sahabatnya dalam suka dan duka.
Mande Jamilah : Orang yang rumahnya di tumpangi zainuddin sewaktu berada di Batipuh (Padang Panjang), dia juga termasuk orang yang memandang rendah Zainuddin karena Zainuddin bukan orang kaya atau ternama.
Akhmad : Seorang adik yang sangat patuh dengan kakaknya
C. Unsur Ekstrinsik
1.Nilai Keagamaan
Nilai keagamaan yang terkandung dalam buku ini adalah selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun. Hanya kepada Tuhan tempat kita meminta dan mengadu.
2.Nilai Budaya
Jangan selalu memandang rendah suku dan adat orang lain, karena belum tentu adat dan suku kita itu lebih baik.
3. Nilai Politik
Siapa yang kaya dan bersuku maka dia yang berhak memutuskan dan berkuasa.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan : Film ini sangat menyentuh hati penonton. Banyak mengajarkan banyak hal. Salah satunya adalah untuk selalu sabar.
Kekurangan : Film ini terlalu banyak menuliskan tentang surat Hayati dan Zainuddin sehingga membuat pembaca sedikit bosan untuk membaca tulisan surat surat mereka itu. kemudian susah di pahami karena menggunakan bahasa melayu.
E. Kesimpulan
Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam film ini sangat banyak, yang paling utama yaitu untuk selalu sabar semua jodoh manusia ditangan Tuhan. Setiap hamba yang ingin berusaha pasti akan ada jalannya.
juga jika kita bersungguh sungguh melakukan suatu hal kita akan bisa menjadi orang yang sukses.
- Terimakasih.. semoga kalian tertarik untuk menonyon film ini dan mengambil hal positif yang ada dalam film ini. -
Asli lit parah wa🔥🔥🔥🔥
BalasHapusOtw nonton
BalasHapus